9 Mindset Yang Harus Dimiliki Founder Startup Teknologi
Dalam proses membuat startup teknologi, mindset yang harus dimiliki oleh seorang founder startup harus tepat. Menurut pengalaman saya secara pribadi mendirikan startup dulu (dan gagal) dan setelah membantu banyak founder berkonsultasi kepada ORDO. Kami menemukan banyak kesalahan mindset yang dimiliki oleh banyak founder. Kebanyakan kesalahan kesalahan ini terjadi karena startup yang mereka dirikan merupakan startup pertama mereka. Kami akan membantu anda dalam artikel ini untuk menghindaari mindset yang salah sebagai startup founder.
1. Apa kamu passionate/peduli dengan problem yang kamu solve dengan startupmu ini ?
Ini yang merupakan Hal TERPENTING. Bila kamu masuk ke suatu problem dan menyelesaikannya hanya karena menurutmu ini akan menghasilkan keuntungan yang besar, maka kamu sebagai startup founder sudah melakukan kesalahan besar.
Bayangkan situasi ini, kamu akan bekerja mengenai startupmu 24/7. 365 Hari dalam setahun kamu memikirkan startup secara terus menerus. Sedangkan kompetitormu ada orang yang passionate dan peduli untuk solve problem ini.
Maka yang terjadi adalah kamu lebih cepat mengalami “burnout”, dibandingkan oleh kompetitormu ini. Dengan kata lain dengan kamu peduli & passionate dengan problem yang kamu solve ini, kamu bisa mengalahkan kompetitormu di jam kerja.
Jadi kamu harus sangat jujur terhadap dirimu sendiri sebagai startup founder. Memang passion bukan segalanya, tetapi untuk menjadi hebat kamu harus sangat mencintai suatu masalah.
2. Ada baiknya bila kamu memiliki “Unfair Advantage”
Apa maksud Unfair Advantage ini ?
Maksudnya bila kamu memiliki pengalaman dan koneksi dengan industr yang kamu masuki.
Kebanyakan founder sekitar ~70% masuk ke suatu bidang dimana mereka tidak memiliki industri insights (saya juga termasuk kelompok ini, ini juga salah satu faktor kenapa startup saya dulu gagal).
Saya berikan suatu contoh, bayangkan kamu sudah pernah bekerja di bidang logistics sebelumnya baik sebagai owner maupun karyawan, dan kamu memutuskan membuat startup logistics. Kamu meiliki kompetitor grup kecil 4 orang mahasiwa ingin membuat startup yang sama dengan kamu. Dilihat dari sini, siapa yang memiliki keuntungan lebih ?
Sekarang sudah jelas bukan bahwa Unfair Advantage ini akan sangat membantu, saya tidak bilang bahwa kelompok mahasiswa ini akan gagal, karena startup ini kan juga bisa dipelajari juga. Tetapi dari awal kelompok yang sudah kerja di bidang logistics ini kan punya keuntungan bukan ?
3. Riset Market (Market Research)
Bagian ini bagian dimana kamu harus menantang dirimu sendiri, dimana kamu (dan timmu bila sudah ada).
Saran saya ada banyak mengenai market research dari pengalaman saya sendiri, yang paling penting akan saya letakkan disini.
- Jujur pada dirimu sendiri, kamu akan kaget begitu banyak founder yang hebat dalam menipu dirinya sendiri (termasuk saya dulu)
- Usahakan market yang kamu masuki ini kecil (dimana kompetitornya sedikit), lebih baik kecil terus melebar daripada kamu langsung luas cakupannya
- Kamu harus tahu mana direct competitor mu dan mana yang indirect kompetitormu. Ini akan kita bahas di lain artikel
Dari 3 diatas, nomer 1 yang paling penting. Sebagai founder startup teknologi kamu harus sadar bahwa startupmu bukanlah yang terhebat. Itu adalah fakta. Tugas anda sebagai founder yaitu membuat startup anda bertumbuh ke jalur yang benar dan itu tidak bisa kalau anda membohongi diri anda.
4. Nanti Ideku Dicuri
Startup Founders, tenang dulu ada pepatah “Beauty is in the eye of beholder”, maksudnya apa ?
Maksudnya kadang ide yang kamu anggap keren itu jelek dimata orang, dan sebaliknya. Kamu pernah mendengar temanmu menceritakan ide keren mereka tetapi kamu anggap bodoh kan ?
Ini hal yang sangat konyol menurut saya, terutama setelah kami membantu banyak founders konsultasi di tahap awal kami, masih banyak orang yang takut idenya dicuri. Ini juga merupakan kesempatan yang dibuang, karena dengan kamu menceritakan idemu ke teman temanmu, kamu bisa mendapat kritik dan saran dari mereka.
Walau kadang terdengar jahat saran dan kritik orang lain ini berguna untuk memecah gambaran di pikiranmu bila Startupmu ini adalah yang paling bagus. Padahal masih banyak kelemahan.
Jadi jangan pernah takut share idemu ke orang lain, yang ada kalau mereka anggap keren kan bisa diajak jadi co-founder 🙂
5. Membuat MVP
Mau membuat startup tapi tidak punya modal yang sangat besar, membuat aplikasi dan hire programmer juga susah. Ini gunanya MVP bagi kalian yang belum tahu. Silahkan baca artikel kita mengenai MVP bagi kalian yang belum tahu apa itu MVP.
Minimum Viable Product (MVP) adalah hal termurah yang bisa dilakukan startup untuk membuktikan ide bisnisnya. MVP ini menjadi penting terutama ketika ide startupmu ini “Original” dalam arti yang pertama dan kompetitornya sangat kecil. Biasanya disertai dengan konsep baru.
Dibandingkan mengeluarkan uang banyak untuk membuat product yang belum tentu benar & sesuai permintaan market. Lebih baik membuat MVP dulu yang murah dan dari sana baru dijadikan app.
Pada akhir hari juga akhirnya MVP ini akan di upgrade kan ? Maksud saya bukan berarti app kamu harus jelek, tetapi terkadang untuk membuktikan startupmu ini berjalan atau tidak tidak membutuhkan waktu yang lama.
MVP ini kadang datangnya bisa sesimpel wawancara ke calon usermu
6. Mencari Early User
Ini ada pengantar dari Incubator Startup paling sukses sedunia Y-Combinator . Video ini akan sangat berguna bagi anda yang bingung mendapatkan user awal untuk startup anda.
Mencari early user ini tidak sesulit yang kamu bayangkan terutama bila kamu Startup B2C. Ini bisa dimulai dengan menceritakan idemu ke orang orang disekitarmu. Ingat jangan takut dicuri oleh orang ya. Itu cuma mitos. Namanya juga menceritakan ke early user ya jangan sampai ada pikiran kalau user akan mencuri idemu.
Untuk B2B disarankan kamu memiliki pengalaman di industrimu dulu, karena pada umumnya founder startup yang masuk area B2B ini banyak yang sudah punya bisnis yang manual lalu di jadikan aplikasi, atau sudah bekerja di bidangnya dalam waktu yang lama.
Karena B2B ini clientnya biasanya cenderung besar (setidaknya dari apa yang saya pelajari dan pengalaman saya di ORDO), akan susah bila kamu seorang mahasiswa tanpa koneksi membuat startup logistic dan harus berpartnership dengan pemain besar lainnya.
7. Market & User Feedback
Pembelajaran user & maraket menjadi asset yang sangat penting untuk startupmu. Ini menjadi sangat penting, saya menyaksikan sendiri dengan mata saya dari beberapa client kita dimasa lalu yang startupnya gagal. Hal pertama yang saya langsung sadar ini adalah mereka tidak peduli dengan permintaan user dan lebih percaya dengan “Ego”-nya sendiri.
Mereka gagal paham bahwa penentu kesuksesan suatu startup ini bukan Founder Startup, tetapi market & user. Ini berkaitan dengan Jujur dengan diri sendiri yang saya sebutkan di point atas tadi.
8. App / Webapp ini dibuat untuk diganti & di revisi
Tadi sudah kita bahas bahwa hipotesis kita sebagai Founder Startup Teknologi tidak mungkin app / webapp anda ini langsung sempurna. Maka dari itu feedback yang anda peroleh ini harus diselidiki dan dipelajari dengan teliti. Dimana letak kesalahan sebelumnya.
Karena hipotesis & asumsi kamu itu 90% salah. Semua founder mengalaminya kok, tenang. Pada awalnya mereka percaya bahwa ini akan menajdi hebat dan setelah launching 1-2 bulan mereka sadar ternyata tidak semudah itu. Bila sudah mencapai titik kegagalan itu apa yang harus dilakukan ?
Tentunya kita koreksi hal hal yang membuat user & market sebelumnya ini tidak menggunakan app anda. Pembenaran terkadang tidak harus di aplikasinya, tetapi di target pasarnya. Mungkin demografiknya salah, mungkin saatnya kurang tepat, mungkin productmu ini tidak menyelesaikan masalah mereka.
Kamu harus kreatif disini untuk ambil keputusan mana yang harus diambil, dan jangan takut berbuat salah. Itu wajar kok.
9. Kalau belum mendapat pendanaan, tidak bisa mulai
Ini dia problem yang paling parah dan kadang bikin saya jengkel. Saya ingat seorang investor menceritakan ini kepada saya. Dulu saya punya konsep seperti ini juga soalnya ,jadi saya maklum pada founder startup terutama bila ini pengalaman startup pertama mereka.
Sekarang bayangkan kamu seorang investor punya uang Rp.200juta, kamu memilih invest dimana
- Pertama. Orang yang masih baru tahap ide saja, tidak ada kenalan programmer = tidak bisa membuat app, semuanya baru ide saja dan sedikit konsep. Presentasi ke pada kamu investor yang punya uang menggunakan Power Point semuanya hanya hipotesis dan dari pengalaman mereka.
- Kedua. Orang yang sudah setidaknya memiliki revenue. Ada revenue artinya sudah ada user. Walau finansialnya kacau dan bisnis plan agak jelek. Tetapi dia user basenya naik tiap bulan sekitar 10-100 orang.
Dari situ anda akan memilih yang mana ?
Mana dari 2 orang itu yang punya kesempatan sukses lebih besar ?
Sudah jelas bukan.
Investor tidak tahu kehidupan anda dan tidak akan peduli (kecuali bila investor tersebut teman anda / kenal anda).
Jalankan dulu bisnismu apa adanya, anda harus pandai mengembangkan startup anda, bukan pandai mencari alasan.
Kesimpulan
Kamu tidak harus menempuh perjalanan membuat sebuah start up sendiri kok. Kamu bisa konsultasi dengan orang yang berpengalaman mulai dari teman, orang sukses yang kamu kenal dan kami ORDO siap membantu juga.. Kalau startup yang kamu bangun sedang membutuhkan jasa pembuatan MVP untuk startupmu, kamu dapat bekerjasama dengan kami ORDO.
Bekerjasama dengan pihak pengembang adalah salah satu ide baik untuk membangun startup bagi pemula. Semakin banyak koneksi dan kerjasama, maka akan semakin besar peluang untuk mendapatkan respon positif dari masyarakat.
Bila kamu ingin bertanya atau konsultasi dengan kami mengenai dunia startup, jangan ragu menghubungi kami melalui whatsapp untuk berkonsultasi secara gratis. Kami menyediakan layanan pembuatan Aplikasi yang dapat di custom sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan tentunya akan memfasilitasi pelatihan agar seluruh karyawan perusahaan Anda dapat beradaptasi dengan baik pada sistem yang akan dibuat.
Follow IG Ordo Disini